Selasa, 17 Januari 2017

kamu siap jika aku lamar?

kamu tahu saat aku merasa bahwa telah berusaha mendapatkan mu dan mereka, tapi yang datang hanya kekecewaan, itu membuat kelelahan dan hilangnya percayadiri, dan pada akhirnya takut hal ini menjadi trauma.  lalu bagaimana nantinya? 
Aku mencintaimu entah karena apa,  bukan kah tidak semua hal harus beralasan? hanya saja cara menunjukannya padamu yang sampai saat ini masih buta. Jika sebelumnya diantara kita tak saling mengenal bahkan bertatap muka pun tidak pernah,  tapi lihatlah ada hal yang tumbuh diantara kekosongan ruang ini, bukankan aneh? Jika aku katakan "aku mencintaimu" itu bukan berarti akan selalu membuatmu bahagia, menjadikanmu yang utama, selalu ada untukmu, karena aku punya keterbatasan untuk itu.  Lalu apa yang akan aku berikan? Aku tidak bisa menawarkan mu apapun, tapi jika boleh aku ingin berjalan bersamamu, membagi bahagiaku,  belajar denganmu, menjadi pelindung dari ketidak mampuanmu, mencari segalanya bersama tentunya tidak hanya untuk kita semata-mata hanya untuk-Nya. Karena aku tidak ingin bersamamu disini saja, tapi sampai nanti disana. 

Apa ini terdengar seperti kenak-kanakan? Apa aku belum dewasa untuk hal ini,  lalu dewasa itu bagaimana menurutmu? Jika saat ini kurang perhatian itu karna Aku hanya tidak ingin porsi perhatian ini menjadi berlebihan. 
Karena kita tahu jika hanya sekeder bertanya apa kabar, kamu sudah dewasa menjaga raga.
Lalu bagaimana jika Aku bertanya kamu kapan siap aku lamar dan di nikahi?
Apa jawaban mu untukku?
Random sekali saat memikirkan hal ini,  tapi bagaimanapun harus ada salah satu dari kita yang bertanya, karena tidak ada salahnya jika perempuan bertanya lebih dulu bukan begitu? 
Saat bercermin, Banyak sekali hal yang harus kuperbaiki sebelum aku menjadi imam mu, Bukan masalah fisik yang aku takutkan karena kamu tahu, fisik bukan ukuran segalanya. bukan pula financial karena itu sedang aku usahakan.  Ilmu agamaku masih dangkal jauh dari sempurna, jika nanti engkau bertanya  perkara agama, apa jawabanku? Mengatur diri sendiripun kadang masih random, lalu bagaimana seorang nahkoda ini akan memenangkanmu saat badai, mengarahkanmu saat tersesat, membahagiakanmu saat tiba di pelabuhan? semua itu aku pikirkan bukan karena mencari alasan tapi Aku ingin kita bersama dunia dan akhirat. Kecuali jika engkau siap belajar bersamaku, saling memahami menerima sabar dan ikhlas.  itu memang tidak mudah, karena jika kita siap berkomitmen, aku siap menghadap orangtua mu.
itu terdengar amat mudah bukan? 
namun diantara kita tidak bisa memaksakan jika hati tidak mau menerima karena itu hak. 
Jauh sebelum kau menentukan untuk siapa hati itu,  ketahuilah diriku baik-buruk,  keluarga, teman-teman, sahabat, kebiasaan dan tanyakanlah langsung ketahui dariku bukan dari orang lain. 
Dan jika ada yang lain di hatimu katakanlah aku tidak ingin merusak lamarannya padamu. Karena sesungguhnya cinta ini ingin aku bangun diatas pilihan untuk mencari Pendamping bukan untuk mengisi kekosongan atau kesepian semata. 

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam aliquam massa quis mauris sollicitudin commodo venenatis ligula commodo.

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar