AMSYONG
LAGI!
Cerita ini tentang bagaimana mencari
dan menemukan pasangan, haha pasangan!
meskipun sampai saat ini belum nemu-nemu juga. Tapi seengaknya masih
usaha. Karena sudah jelas fase orang di Indonesia dari janin ke bayi, balita,
anak-anak, fuberitas/remaja, ALAY, dewasa. Dari sekian fase kehidupan yang ada
jika dihadapkan pada fase alay, alangkah begitu konyolnya jika dipikirkan
sekarang!
Oke sudah dipastikan angkatan 90an
pasti pernah alay dan selamat menyesali.
Pada umumnya orang akan mengenal
cinta pada masa SMA, hahaha cinta cenah wa! Atau lebih labil jika diantara kita
pernah pacaran pas SMP modal pulsa sms lima ribu perak! Ketemuan dianter temen,
yang pacaran satu yang nganter sekelas. Ketemuan pas udah bubar sekolah soalnya
malu kalo jam sekolah masih banyak orang. Dan kenapa saya begitu hapal? karena
saya pelaku dalam adegan tersebut, sebagai orang yang nganter atau dalam bahasa
ilmiah disebut kambing conge like a obat nyamuk! Oke itu watir. Dizaman itu
lagi hits banget tukeran nomer cewek yang jelas-jelas gak kenal orang mana atau
identitasnya apa, dan kita bisa jadi siapa saja ngarang siapa nama kita, status
dan banyak hal yang kita ingin kan kemudain kita kenalan telponan tengah malem,
smsan dan jadian di telepon hahaah! Jadilah rantai pacaran telepon dengan
siklus kenal ditelepon→ pdkt di telpon→ jadian di telpon→ putus di telepon. Dan
masuk kedalam anatomi stuktural ALAY pada akhirnya berakhir amsyong.
Dan masa Smp
masa yang begitu bisaa saja bagi saya, tidak sepesial penuh dengan bulian dan
tertawaan, tapi sudahlah mau bagaimana lagi. Maka dari itu first love smp lewat
dan amsyong! Tiba pada fase SMA berawal dari teman baik, tetangga satu bangku,
satu kelas dan berkawan baik kemudian satu geng yang terinpirasi dari salah
satu sinetron remaja yang ditonton pas pulang sekolah. Oke itu horor sebenernya
tapi rame buat saat itu. Saat itu belum hits media social, Friendster, masanger
atau apa, maklum ana mah orang kampung gan! Jadi komunikasi lewat sms dan
telepon itupun masih ngandelin bonus sesama operator. Ahahah kenapa tiba-tiba
jadi pengen ketawa yah kalo ingat itu. Kelas satu berlalu tanpa ada apa-apa dan
ini masih pada fase remaja transisi dengan ditandai suka music melayu, dengerin
radio acara request lagu, dan bagi-bagi nomor telepon siap-siap catet kalo
misalkan yang disebut nomer telepon cewek.
Kelas dua
kita beda kelas karena beda jurusan, saya ips dan dia ipa. Oke saya masuk ips
bukan karena bego pelajaran eksak, tapi saat itu orang-orang yang masuk ipa
euh, gak bangetlah moal baleg! Kecuali beliau. Sebagai bukti ketidak begoan
saya saat uts nilai fisika saya dapet 10 great, perfecto hahaha!! Oke next,
kelas dua saya sebangku dengan si suneo dan berkawan baik juga sama wa bebeng
(yudistira). Dan dikelas ini kawan-kawannya paling ekstrem kulinerlah tapi
entah kenapa saya nyaman dan gereget.
Selain menyimpan perasaan dengannya tentu saja juga menyimpan perasaan
pada yang lain, dan yang ini paling tidak realistis sudah dipastikan akan
menjadi amsyong. Karena berkawan dengan teman yang tidak begitu peduli pada
orientasi mencari pasangan maka saya kebawa-kebawa jadi cuek meski kalo liat
orang pacaran kabita dan ngiler juga tapi sudahlah. Kini tiba pada fase
transisi menjadi alay dengan momentum perkenalan dengan akun facebook. Oke tahu
kan yang terjadi tahun 2010an di facebook? Tahun dimana nama akun facebook
diselipkan nama artis, nama pacar, nama hayalan ,nama alay yang hampir gak
kebaca, dan ejaannya merunjuk pada ejaan yang disempurnakan neptunus! Berawal
dari facebook dengan gaya photo yang aduhai jijik dan status yang luar biasa
kalo dibaca sekarang menyebabkan muntah darah aaaaaaaaaaaaa……!! Oke jangan
terlalu disesali guys, atau jika temen lo tiba2 komen distatus facebook lama,
oke saya saranin jangan keluar rumah sampe lebaran haji. Itu aib, hahaha…!!
Focus lagi, setelah berfacebook ria, saya dan beliau makin deket dan sering
curhat kalo gak salah, kalo tiba-tiba nemu kuote atau potongan lagu pasti
dibikin status dan kita saling tag. Dan karena saya gak berani bilang langsung,
trik nya adalah pura-pura suka sama temennya kepo-kepo masalah dia, sebenernya
mah biar ada bahan aja ngobrol sama dia. Oke itu modus.
Kelas dua
berlalu masih gitu-gitu aja, masih gakada kemajuan, masih smsan dan chatingan
dari kenalan facebook gak ketemuan Cuma spik-spik doang tapi lumayanlah
menghilangkan rasa miris lagi-lagi amsyong. Kelas tiga dapet temen sebangku
baru sama cewek cantik paling hits dan baik. Kenapa saya bisa sebangku, karena
pas hari pertama masuk sekolah kita bolos dan alhasil kita orang terakhir yang
dapet bangku kosong kedua dari depan. Karena saya sebangku sama cewek dan
mulailah curhat dan mulai ngerti trik meluluhkan hati wanita, cie meluluhkan.
Oke tiba saat mendebarkan itu, berawal dari kebulsitan bahwa saya punya pacar
anak smp dan kacaulah akhirnya. Tapi belum nyampe amsyong masih ada harapan!
Dengan Tiba-tiba ada tulisan dilembar terkahir buku tulis saya “cinta sudah
terlambat”, oke ini tulisan tangan yang tidak asing lagi. Rasanya saat itu garis finish sudah
dekat yeeeaahh…. Modal nekat saat itu aku sms nembak (masih cupu, tapi segitu
juga udah uyuhan). Dan beliau ingin aku
mengatakan langsung, kalian tahu dimana saya nembak?? Di wc pas
orang-orang pada bubaran. Haaahh tapi alhamdulilah diterima J (backsound lagu afga terimakasih
cinta).
Kelas tiga
itu semakin indah dan berwarna, baju seragam tidak lagi putih abu-abu tapi
warna-warni kaya iklan kopi (karena hidup banyak warna, eh rasa ketang). Dan
mulai go public hubungan ini, lewat tanda relationship di facebook. Dampaknya adalah kerusuhan masal di segala lini, teman
sekelas, temen dirumah hingga amang-amang angkot mengucapkan kalimat penuh
makna yang dalam that is, “Cieeeeeee” oke tiap ketemu orang pasti di cieee-in
memang ini momen langka dan prestisius dihidup saya kaya menang nominasi di
Panasonic gobel award yang nomine nya ariel, adipati dolken, dian wiyoko,
herjunot ali dan saya yang menang! Hari-hari semakin manis, mulai asem, dan
beberapa hal jadi kamvret moment. Tapi satu hal yang baik ke-alay-an mulai
dikurang-kurangin. Singkatnya setelah semuanya dilalui adahal yang sepertinya
mulai hambar dan tidak seindah dulu, fase dimana hubungan diuji dan
dipertanyakan komitmen dan janji-janji manis diawal. Kita lulus dan akan
meneruskan kehidupan masing-masing meski pada saat itu kita masih “pacaran”.
Saya kuliah dan dia bekerja, komunikasi masih berjalan lancar, agak tidak lancar,
hampir masih lancar, tidak lancar dan hilang tanpa akhir yang jelas. Oke inilah
fase dimana transisi meuju dewasa menerima dan membuat hipotesa bahwa yang kita
rasakan bisa saja berubah karena jarak dan lingkungan yang baru. Dengan
kesimpulan akhir amsyong lagi. Cinta pertama amsyong dan jadilah mantan. (Yes
punya mantan).
Kini saya
berada di fase kuliah, fase yang semakin gereget dalam hidup saya, tinggal
diasarama dan berteman dengan orang-orang super baik dan gokil, alhamdulilah.
Meski memang pada awalnya sulit beradaptasi tapi setelah sekian lama mereka
seperti saudara. Seperti pepatah, kita tidak bisa memimilih dari keluarga mana
kita dilahirkan, tapi kita bisa memilih keluarga dengan beteman. Dan kisah
cinta ini berlanjut ketika kuliah. Bukan, bukan! saya tidak pacaran sama
mahasiswi, its imposimble. Saya mengenal salahsatu perempuan dari facebook (oke
itu alay pisan) dan dia bekerja disalah satu perusahaan garment. Tidak begitu
sulit karena triknya hampir khatam dikuasai. Oke kita pacaran dan dia baik
banget atau mungkin saya yang terlalu banyak bermodus . Dan kinilah tiba di
fase pertanyaan “kamu serius ga si sama aku?” atau “aku mau ngomong sesuatu”
itu horror guys! Dan pada sabtu sore di tempat mie ayam bogor di lantai dua
saat-saat menegangkan itu tiba, kaenyataan yang membingungkan dan mengejutkan
bahwa statusnya dalah seorang jendes. Hah?? Serius wa urang ge reuwas. Oke dan
setelah pernyataan, pertanyaan nya muncul, “ terus gimana kita? Kamu masih mau
nerima aku??” oke moment ini sulit, kalo bilang enggak alangkah jahatnya, kalo
iyah juga agak gimana kedepannya, nanti salah-salah diajak nikah buru-buru
gimana? Adek masih kuliah tante!! Dan lagi-lagi berakhir amsyong.
Setelahnya
lama sendiri menjomblo, sampai dikasih nomor telepon dan mulai sms ajak kenalan
ala klasik. Tahu namanya kemudian kepo stlaking facebook nya ohh ternyata
cantik dan disitu jadi minder. Kemudian ketemuan di L.A, tempat sejuta umat
buat nongkrong. Deket, deket, dan deket atau itu Cuma perasaan saya. Dan sampai
belum saya ungkapkan dia keburu pergi ke
luar. Oke ini amsyong lagi. Tapi untung facebook tetap menghubungkan saya, gak
tahu deh dia kaya gimana mungkin sebatas ngebales chat biasa dan saya terlalu
berharap. Yah atau baper! Lama sekali dia disana dan yeeeahh dia pulang,
sepertinya ini jangan sampai mengulang kesalahan yang sama, jangan mensiasiakan
kesempatan harus segera diungkapkan apa punitu hasilnya. Berbekal hasil nonton
film korea, adegan nembak lewat pak pos saya ikuti. Ceritanya ngasih boneka
sama cokelat yang ada buku catatan isinya nembak, dikirim via pos so sweet si
kalo di film mah, dan apa, yang salah adalah saya gak tahu alamat lengkap
rumahnya. Terpaksa saya Tanya dan tidak jadi surprise lagi pas datang itu pak
pos. oke diterima lah itu paket, tapi kok kenapa gak ada reaksi kaya di film
ya?? Gak berani sms atau telepon, lagi-lagi facebook jadi jembatan. Saya inbox
dia dan jawabannya di awali kata maaf. Pastilah ujungny apa ga usah dibaca juga
hasilnya bakal sama , gitu deh lagi-lagi Amsyong. Dan sampe lulus kuliah masih
aja sendiri.
Dan kini
saya berada di fase kawan-kawan sengakatan udah pada nikah dan saya masih
gini-gini aja. Satu persatu kawan dekat selepas masa lajang, dan itulah fase
dimana saya kehilangan teman nongkrong dan teman sharing. Oke! malam minggu
akan semakin garing tanpa mereka. Undangan satu persatu berdatangan hampir
separuh akhir pekan di tiap bulan digunakan buat undangan dan parasamanan.bukan
masalah amplop tapi masalah perasaan, betapa bapernya liat mereka dipaminan L. Kini saat dimana kesabaran dalam
berproses, sabar dalam memperbaiki diri, sabar merayu-nya. Dan buat kamu yang
saat ini saya merasa dekat, mudah-mudahan kita saling medekatkan diri pada-nya
supaya kelak kita didekatkan dengan ridho dan firahnya. Aslina aku mah serius! Dan
semoga berakhir manis no amsyong.