Rabu, 16 November 2016

apakah perasaan ini fitrahnya?



Pernahkan diantara kita merasakan hati kita telah jatuh? Jatuh begitu indah, membahagiakankan dan menyenangkan. Beberapa waktu akan terasa melambat dan melejit begitu cepat. Hujan yang kian deras akan terasa merintik berbau khas yang menenangkan, bunga yang terlihat kuncup seakan mekar begitu saja semerbak menyejukan hati. Indah sekali rasanya, jika engkau melihat fajar dikala subuh seakan tergores senyumnya dibalik venus, kedipan mata jatuh bersama bintang. Jika terik sudah terasa diubun-ubun tiada panas yang terasa hanya kehangatan yang melanda, dan hingga matahari akan terbenam bersama senja, tiada lagi kata yg tergambar hanya namanya yang selalu terukir. Indah bukan? 
Lantas hanya itu?
Masalah berikutnya adalah bagaimana rasa ini sampai padanya, rasa yang begitu indah ini. Terdengar sederhana tapi sangat rumit. Bagaimana jika dia tidak merasakan hal yang sama, apa yang terjadi pada akhirnya? Sepertinya sudah tak bisa terbayangkan bagaimana jatuh yang indah itu harus berakhir dengan kesakitan. Lalu kita mencari pembenaran atas apa yang kita lakukan, bahkan jika terlanjur berjuang untuknya.

Itu bagian drama dari kisah ini. 
Tapi coba kita tarik lurus kebelakang, sudahkah perasaan ini kita renungkan? Apa yang membuat ia tumbuh, bagaimana ia tumbuh? Jika benar perasaan ini milik kita, mengapa hanya hal indah saja yang kita nikamti, bagaimana dengan kesakitannya? Menurut saya semua adalah proses. Karena sejujurnya perasaan ini bukan milik kita, tapi milik-Nya. Rasa itu mungkin tumbuh karena kita merasa percaya bahwa dia adalah orang yang tepat. Dengan bagaimana dia memperlakukan kita kemudian timbul rasa nyaman dihati. Tapi semua itu mungkinkah nyata atau sesaat atau hanya perasaan yang kita buat sendiri? Lalu bagaimana jika semua Patamorgana? Pada siapa kita harus yakinkan ini semua?

Jalan terbaik adalah kita serahkan pada pemilik rasa ini. Karena sesungguhnya hanya Ia yang maha membolak balikkan perasaan. 

Ya Allah dekatkanlah diri ini padamu agar kelak engkau dekatkan hati kami. Jika benar rasa ini fitrah-Mu semoga ada masa yang tepat dan baik untuk kami utarakan. Bimbing kami dalam sabar disetiap ikhtiar, lapangkan hati kami agar ikhlas disetiap ketetapanmu. Amin