Pacarmu kau
utamakan
Emak bapakmu
kau abaikan?
Rata-rata setiap
remaja di era ini setiap sesudah bangun tidur langsung cek hp, cek notif atau hanya sekedar melihat update-an list kontak. Scroll-scroll gak
kerasa udah sejam aja. Padahal kalo di suruh emak bangun solat subuh mah hesye!
Dan chat paling ditunggu siapa lagi kalo bukan dari Dia, iyah dia yang lagi
disayang-sayangnya yang lagi diperjuangin atas nama cinta (kalo belom jadi
mantan). Pagi siang sore malam tidak sedetikpun tak memikirkannya, oke itu
belebihan ya kali mikirin dia terus hutang ga dipikirn gitu? Tapi tidak bisa dipungkiri bagi orang yang
sedang jatuh cinta atau punya pacar rasanya itu bagai terbang tanpa sayap,
berenang tanpa air, minum tanpa gelas *dibaca ditotor. Tiada hari tanpa dering
handphone pesan darinya (seperti operator nawarin promo). Sekedar sayhai, atau
nanya “udah makan belum?”, “ayo cepet
makan nanti sakit”. Padahal kalo diteliti lagi agak konyol si pertanyaan
itu, karena mereka sudah dewasa, kalo makan mah ga perlu di tanyain, diingetin
terus sebab kalo lapar mah pasti makan sendiri, oke ini terkesan kaya pembelaan
jomblo. Percayalah ini bukan pengalihan isu!
Next episodenya,
hari-hari itu begitu banyak sekali hal-hal yang dilakukan bersama, makan enak
di café, beliin pulsa meski kadang sendirinya ngutang atau jalan-jalan yang
ketempat yang lagi kekinian, lagi hits dengan istilah “piknik”. Dan kurang
lengkap kalo gak photo mesra, cekrek upload disemua lini media sosial. Dari
mulai ganti display picture di BBM, Line, whastapp ampe posting di instagram.
Kurang puas di link sekalian ke facebook, masih kurang hits kalo di facebook
juga belum posting padahal photonya tadi udah di-link lewat istagram, belom lagi ngeditnya setengah mati yang like
Cuma dikit, mantap jiwaaaaa (asa curhat
ieu teh, sudah lupakan focus men). Memang sih pada faktanya tidak selalu
membahagikan pacaran itu kadang-kadang bisa saling menyakiti, saling curiga,
berprasangka buruk, diselingkuhi, baperan dan pada fase galau tingkat dewa akan
ada kalimat “aku tak bisa hidup tanpamu” yakin?. Memang betul jika kita
mencintai seseorang atau sesuatu jangan berlebihan karena semua sifatnya
sementara, cintailah semua sesuai porsinya dan tetap logika kita harus digunakan biar seimbang dan berimbang.
Dari semua manis dan
pahitnya pacaran yang dilalui maka timbullah istilah “perjuangan”. Cinta memang
butuh perjuangan, perjuangan yang menguras tenaga, hati, perasaan, pikiran, isi
dompet, atm, ngutang, bersakit-sakit, berperih-perih meski gak berdarah. Berpikir
bagaimana tetap membuat dia bahagia, membanggakannya, membuatnya selalu menjadi
yang uatama. Semua dilakukan untuk Dia, untuk “cinta kita berdua”. Apakah kita
yakin Dia akan selalau ada di saat apapaun posisi kita, saat kita dibawah, saat
jatuh tersungkur, tenggelam dalam ketidak mampuan,terhinakan, bahkan dalam hal
terburuk sekalipun, apakah dia akan ada? Lalu siapa yang akan disamping kita?
Plis dipikir-pikir mah
asa teu kudu kitu-kitu teuing wa, sukur-sukur lamun jodoh, lamun hente
kumaha? (jika di pikirkan lagi, gak
perlu segitunya, syukur kalo jodoh, nah kalo
bukan?) Apa kabar?. Dan jadilah sebuah pulau, iyah pulau kaliMANTAN. Oke
tulisan ini gak bermaksud menggurui da saya
mah apa atuh gaes, cuma tusuk cilok, tapi ya saling mengungatkan saja, titik dua p ,titik dua bintang !!
Oke ini part serius.
Mungkin maksud saya sekali lagi dalam hal percintaan yang belum sah ini, harus
sesuai kadarnya jangan sampai berlebihan, karena khawatir saat kita mikirin
pacar terus, emak dan bapak kita dinomor sekiankan, padahal mereka yang akan
selalu ada saat suka dan duka, saat bahagia, sedih,senang. Mereka yang
mengangakt saat kita terjatuh, memuliakan saat kita dihinakan,dan mereka tiada
henti mendoakan dalam setiap sujud, dalam setiap keringat yang menetes, bahkan tak segan mereka menangis untuk
meminta pada-nya untuk kebaikan kita meski tak pernah kita ketahui. Yah, tidak
seperti kita orang tua kita doakan lewat sosmed, hmmm!! Mungkin kita tak pernah
sadar berapa banyak waktu kita untuk mereka? Kita sibuk mengejar-ngejar anak
orang membuatnya bahagia, tapi kita lupa membuat orang tua bahagia apa tidak
egois? Mungkin mereka rindu pada anaknya, anaknya yang mulai dewasa yang sudah
sibuk ini itu, rindu membelai anaknya,
rindu anaknya untuk sekedar berbagi cerita bagaimana hari ini yang kita
bagikan di timeline, atau merindukanmu ketika mereka jadi sandaran saat engkau
menangis.
Oke itu adalah part
yang sudah alami dalam kehidupan seseorang pasti akan dewasa dengan sendirinya
dan semua kan berubah beringan dengan waktu,tapi apakah kita pernah
mengingat-ingat atau memikirkan betapa bahagianya orangtua saat mereka
mengetahui kehamilan kita? bapak sibuk banting tulang demi menjaga kesehatan
kita di perut emak, Sembilan bulan kan gaes kita di perut emak kemana-kemana
dibawa dengan hatinya, tidur susah makan susah akh sok bayangin we wajah emak
kalian. Belom lagi perjuangan pas ngelahirin.
Saat kita sudah lahir mereka seolah menjadi pelayan dan dayang kita,
mereka tidak tidur demi tidur kita, tidak makan demi makan kita,tak pernah
sedetik dari mereka tak memikirkan kita. Masyaallah luar biasanya orangtua.
Tapi dalam hal ini orang tuapun pasti senang melihat anaknya sedang berjuang
mencari atau berusaha menemukan pendampingnya. Tentu saja dengan harapan dan
doa-doanya untuk kita. Yah maka dari itu kita sudah sepatutnya tetap berusaha
ada untuk mereka, meluangkan waktu dan jika punya rezeki jangan lupa di
transfer jangan dipake nraktir pacar aja, biar berkah gan! Bersyukurlah kita
yang tidak LDR-an sama emak bapak, masih bisa bersama mereka melihatnya saat
bangun pagi, melihatnya saat sebelum tidur masih dimasakin masakan emak,
diceramahin bapak tanpa sadari itu yang akan nanti kita rindukan. Ayo yang jauh telephone emak
bapaknya sekarang, katakan kamu rindu kamu sayang mereka.Semoga tulisan ini
bermanfaat ya gaes!
“Ada kerinduan ditanya
mereka”
“Ada pengorbanan di
langkah mereka”
“Tak ada sedih yang
tampu mereka sembuhkan”
“Tak ada jarak yang
mampu mengurangi kadar sayang mereka”
“Mereka adalah Rumah
tempat paling indah”
“Mereka adalah Arti
dari berjuang”