Aku
pernah mencari, berjalan jauh hingga mulai kelelahan dan keputusasaan itu
datang. Hampir saja perjalanan itu berakhir. Hampir! Untung saja langkah ini tak
berhenti disana, hingga saat merasa
bahwa kini berhenti ditempat yang benar, tepat dihidupmu.
Saat
mulai mengenalmu, mengirimimu pesan-pesan dan membaca semua jawabanmu,
berbicara banyak hal ini itu, Entah bagaimana tiba-tiba ada hal lain saat kau
membiarkan pesanku atau sebaliknya. Seperti benci atau hawatir.
Waktu
berjalan, pesan-pesan kita saling sapa sepanjang malam, pagi, siang bahkan
untuk hal yang tak penting untuk di bahas. Bagaimana mungkin aku tidak berpikir
bahwa itu awal yang baik untuk sebuah hubungan?
Harapan
itu muncul setiap hari, hilang dan tenggelam. Kusandarkan harapan itu meski aku
tahu tidak pernah ada hal yang pasti jika berharap pada manusia. Terlalu
berspekulasi tentang kebahagian mungkin
membuatku lupa bahwa semua yang kita
lakukan hanya bias.
Adahal
lain yang tidak kau tahu tentang pesan-pesan yang kau terima, atau bahkan
sengaja tidak ingin tahu, lalu mengapa kau membalasnya seolah kau tahu? Dan
disinilah hal yang terlambat untukku sadari. Aku terlalu berharap kau akan
mengerti semua makna di balik teks yang di tulis, nyatanya terlalu sulit
membedakan antara kebenaran, harapan dan perasaan dibalik tulisan.
Tidak
ada yang berubah, semua sama. Aku disini bersama perasaan dan harapan, sedang
engkau dengan bias seperti kabut yang enggan bergeser dari posisi lembah,
kuled!
Aku
mencintai malam, dan itu belum pernah diceritakan padamu ,diantara semua ocehan
selama ini. Dan mengapa malam? Karena malam memberiku rindu yang luas. Dan bahkan malam memberi cahaya meski gelap.
Hingga pada akhirnya malam menyadarkan akan sesuatu,tentang harapan!
Entah
bagaimana kelu lidah ini, seketika kaku jari-jemari, terbatas logika saat ingin
ku tanyakan “siapa aku dihatimu”. Tidak ada keberanian atau takut jika harapan
yang kusandarkan selama ini benar-benar fatamorgana.
Dan
hinggga berlalu, Semua sudah terlambat! Aku memutuskan pergi tapi
Aku
hilang bukan berarti tidak ingin dicari, percayalah saat aku pergi, itu
tidak bearti benar-benar menghilang. Pun hanya ingin tahu apakah aku
akan dicari atau ditanya kabar, nyatanya tidak!
Maaf
jika kebodohanku selama ini mengusikmu, membuatmu bersalah jika tidak membalas
semua pesan-pesan yang kukirim
Pada
akhirnya aku memilih untuk tidak mengejarmu lagi, tidak ada dihidupmu lagi,
melupakan semua.