Senin, 20 Februari 2017

Aku, kamu dan harapan





Aku pernah mencari, berjalan jauh hingga mulai kelelahan dan keputusasaan itu datang. Hampir saja perjalanan itu berakhir. Hampir! Untung saja langkah ini tak berhenti disana, hingga saat merasa  bahwa kini berhenti ditempat yang benar, tepat dihidupmu.
Saat mulai mengenalmu, mengirimimu pesan-pesan dan membaca semua jawabanmu, berbicara banyak hal ini itu, Entah bagaimana tiba-tiba ada hal lain saat kau membiarkan pesanku atau sebaliknya. Seperti benci atau hawatir.  
Waktu berjalan, pesan-pesan kita saling sapa sepanjang malam, pagi, siang bahkan untuk hal yang tak penting untuk di bahas. Bagaimana mungkin aku tidak berpikir bahwa itu awal yang baik untuk sebuah hubungan?
Harapan itu muncul setiap hari, hilang dan tenggelam. Kusandarkan harapan itu meski aku tahu tidak pernah ada hal yang pasti jika berharap pada manusia. Terlalu berspekulasi  tentang kebahagian mungkin membuatku lupa bahwa semua  yang kita lakukan hanya bias.
Adahal lain yang tidak kau tahu tentang pesan-pesan yang kau terima, atau bahkan sengaja tidak ingin tahu, lalu mengapa kau membalasnya seolah kau tahu? Dan disinilah hal yang terlambat untukku sadari. Aku terlalu berharap kau akan mengerti semua makna di balik teks yang di tulis, nyatanya terlalu sulit membedakan antara kebenaran, harapan dan perasaan dibalik tulisan.
Tidak ada yang berubah, semua sama. Aku disini bersama perasaan dan harapan, sedang engkau dengan bias seperti kabut yang enggan bergeser dari posisi lembah, kuled!
Aku mencintai malam, dan itu belum pernah diceritakan padamu ,diantara semua ocehan selama ini. Dan mengapa malam? Karena malam memberiku rindu yang luas.  Dan bahkan malam memberi cahaya meski gelap. Hingga pada akhirnya malam menyadarkan akan sesuatu,tentang harapan!
Entah bagaimana kelu lidah ini, seketika kaku jari-jemari, terbatas logika saat ingin ku tanyakan “siapa aku dihatimu”. Tidak ada keberanian atau takut jika harapan yang kusandarkan selama ini benar-benar fatamorgana.
Dan hinggga berlalu, Semua sudah terlambat! Aku memutuskan pergi tapi
Aku hilang bukan berarti tidak ingin dicari, percayalah saat aku pergi,  itu  tidak bearti benar-benar menghilang. Pun hanya ingin tahu apakah aku akan dicari atau ditanya kabar, nyatanya tidak!
Maaf jika kebodohanku selama ini mengusikmu, membuatmu bersalah jika tidak membalas semua pesan-pesan yang kukirim
Pada akhirnya aku memilih untuk tidak mengejarmu lagi, tidak ada dihidupmu lagi, melupakan semua.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam aliquam massa quis mauris sollicitudin commodo venenatis ligula commodo.

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar