Rabu, 25 Januari 2017

Pacarmu kau utamakan Emak bapakmu kau abaikan?



Pacarmu kau utamakan
Emak bapakmu kau abaikan?

Rata-rata setiap remaja di era ini setiap sesudah bangun tidur langsung cek hp, cek notif  atau hanya sekedar melihat update-an list kontak. Scroll-scroll gak kerasa udah sejam aja. Padahal kalo di suruh emak bangun solat subuh mah hesye! Dan chat paling ditunggu siapa lagi kalo bukan dari Dia, iyah dia yang lagi disayang-sayangnya yang lagi diperjuangin atas nama cinta (kalo belom jadi mantan). Pagi siang sore malam tidak sedetikpun tak memikirkannya, oke itu belebihan ya kali mikirin dia terus hutang ga dipikirn gitu?  Tapi tidak bisa dipungkiri bagi orang yang sedang jatuh cinta atau punya pacar rasanya itu bagai terbang tanpa sayap, berenang tanpa air, minum tanpa gelas *dibaca ditotor. Tiada hari tanpa dering handphone pesan darinya (seperti operator nawarin promo). Sekedar sayhai, atau nanya “udah makan belum?”, “ayo cepet  makan nanti sakit”. Padahal kalo diteliti lagi agak konyol si pertanyaan itu, karena mereka sudah dewasa, kalo makan mah ga perlu di tanyain, diingetin terus sebab kalo lapar mah pasti makan sendiri, oke ini terkesan kaya pembelaan jomblo. Percayalah ini bukan pengalihan isu!

Next episodenya, hari-hari itu begitu banyak sekali hal-hal yang dilakukan bersama, makan enak di café, beliin pulsa meski kadang sendirinya ngutang atau jalan-jalan yang ketempat yang lagi kekinian, lagi hits dengan istilah “piknik”. Dan kurang lengkap kalo gak photo mesra, cekrek upload disemua lini media sosial. Dari mulai ganti display picture di BBM, Line, whastapp ampe posting di instagram. Kurang puas di link sekalian ke facebook, masih kurang hits kalo di facebook juga belum posting padahal photonya tadi udah di-link lewat istagram,  belom lagi ngeditnya setengah mati yang like Cuma dikit, mantap jiwaaaaa (asa curhat  ieu teh, sudah lupakan focus men). Memang sih pada faktanya tidak selalu membahagikan pacaran itu kadang-kadang bisa saling menyakiti, saling curiga, berprasangka buruk, diselingkuhi, baperan dan pada fase galau tingkat dewa akan ada kalimat “aku tak bisa hidup tanpamu” yakin?. Memang betul jika kita mencintai seseorang atau sesuatu jangan berlebihan karena semua sifatnya sementara, cintailah semua sesuai porsinya dan tetap logika kita harus  digunakan biar seimbang dan berimbang.

Dari semua manis dan pahitnya pacaran yang dilalui maka timbullah istilah “perjuangan”. Cinta memang butuh perjuangan, perjuangan yang menguras tenaga, hati, perasaan, pikiran, isi dompet, atm, ngutang, bersakit-sakit, berperih-perih meski gak berdarah. Berpikir bagaimana tetap membuat dia bahagia, membanggakannya, membuatnya selalu menjadi yang uatama. Semua dilakukan untuk Dia, untuk “cinta kita berdua”. Apakah kita yakin Dia akan selalau ada di saat apapaun posisi kita, saat kita dibawah, saat jatuh tersungkur, tenggelam dalam ketidak mampuan,terhinakan, bahkan dalam hal terburuk sekalipun, apakah dia akan ada? Lalu siapa yang akan disamping kita?
Plis dipikir-pikir mah asa teu kudu kitu-kitu teuing wa, sukur-sukur lamun jodoh, lamun hente kumaha?  (jika di pikirkan lagi, gak perlu segitunya, syukur kalo jodoh, nah kalo  bukan?) Apa kabar?. Dan jadilah sebuah pulau, iyah pulau kaliMANTAN. Oke tulisan ini gak bermaksud menggurui da saya  mah apa atuh gaes, cuma tusuk cilok, tapi ya saling mengungatkan saja,  titik dua p ,titik dua bintang !!

Oke ini part serius. Mungkin maksud saya sekali lagi dalam hal percintaan yang belum sah ini, harus sesuai kadarnya jangan sampai berlebihan, karena khawatir saat kita mikirin pacar terus, emak dan bapak kita dinomor sekiankan, padahal mereka yang akan selalu ada saat suka dan duka, saat bahagia, sedih,senang. Mereka yang mengangakt saat kita terjatuh, memuliakan saat kita dihinakan,dan mereka tiada henti mendoakan dalam setiap sujud, dalam setiap keringat yang menetes,  bahkan tak segan mereka menangis untuk meminta pada-nya untuk kebaikan kita meski tak pernah kita ketahui. Yah, tidak seperti kita orang tua kita doakan lewat sosmed, hmmm!! Mungkin kita tak pernah sadar berapa banyak waktu kita untuk mereka? Kita sibuk mengejar-ngejar anak orang membuatnya bahagia, tapi kita lupa membuat orang tua bahagia apa tidak egois? Mungkin mereka rindu pada anaknya, anaknya yang mulai dewasa yang sudah sibuk ini itu, rindu membelai anaknya,  rindu anaknya untuk sekedar berbagi cerita bagaimana hari ini yang kita bagikan di timeline, atau merindukanmu ketika mereka jadi sandaran saat engkau menangis.

Oke itu adalah part yang sudah alami dalam kehidupan seseorang pasti akan dewasa dengan sendirinya dan semua kan berubah beringan dengan waktu,tapi apakah kita pernah mengingat-ingat atau memikirkan betapa bahagianya orangtua saat mereka mengetahui kehamilan kita? bapak sibuk banting tulang demi menjaga kesehatan kita di perut emak, Sembilan bulan kan gaes kita di perut emak kemana-kemana dibawa dengan hatinya, tidur susah makan susah akh sok bayangin we wajah emak kalian. Belom lagi perjuangan pas ngelahirin.  Saat kita sudah lahir mereka seolah menjadi pelayan dan dayang kita, mereka tidak tidur demi tidur kita, tidak makan demi makan kita,tak pernah sedetik dari mereka tak memikirkan kita. Masyaallah luar biasanya orangtua. Tapi dalam hal ini orang tuapun pasti senang melihat anaknya sedang berjuang mencari atau berusaha menemukan pendampingnya. Tentu saja dengan harapan dan doa-doanya untuk kita. Yah maka dari itu kita sudah sepatutnya tetap berusaha ada untuk mereka, meluangkan waktu dan jika punya rezeki jangan lupa di transfer jangan dipake nraktir pacar aja, biar berkah gan! Bersyukurlah kita yang tidak LDR-an sama emak bapak, masih bisa bersama mereka melihatnya saat bangun pagi, melihatnya saat sebelum tidur masih dimasakin masakan emak, diceramahin bapak tanpa sadari itu yang akan nanti  kita rindukan. Ayo yang jauh telephone emak bapaknya sekarang, katakan kamu rindu kamu sayang mereka.Semoga tulisan ini bermanfaat ya gaes!

“Ada kerinduan ditanya mereka”
“Ada pengorbanan di langkah mereka”
“Tak ada sedih yang tampu mereka sembuhkan”
“Tak ada jarak yang mampu mengurangi kadar sayang mereka”
“Mereka adalah Rumah tempat paling indah”
“Mereka adalah Arti dari berjuang”
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam aliquam massa quis mauris sollicitudin commodo venenatis ligula commodo.

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar